Kalian pasti nggak asing kan dengan kata
Otaku? Atau bahkan kalian juga termasuk salah satu Otaku? Namun sebelum mengaku
sebagai seorang Otaku, sebaiknya tilik lebih dalam apa kalian udah bisa
dikategorikan sebagai otaku atau belum, dan pelajari tentang sisi negative dan
positif menjadi seorang Otaku! ^^
Pada awalnya, otaku adalah
istilah Bahasa Jepang yang dipakai untuk menyebut orang yang
benar-benar menekuni hobi.Tapi, Sejak paruh kedua dekade 1990-an,
istilah Otaku mulai dikenal di luar Negara Jepang untuk menyebut penggemar
berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan
ada orang yang dengan bangga menyebut dirinya sebagai Otaku.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan
oleh kolumnis bernama Nakamori Akio dalam artikel “Otaku”no Kenkyū (Penelitian
tentang Otaku) yang dimuat majalah Manga Burikko, dalam artikel yang
dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983.
Namun, kemudian sebutan otaku di Jepang
dipakai untuk pria lajang yang punya hobi fanatic terhadap
anime, manga, idol, permainan video (game), dan komputer
pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk
menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok
sedikit bersifat “cult” berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50
tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus
mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah
disebut otaku.
Tapi di Jepang akhir – akhir ini, istilah
otaku dalam arti luas sering mengarah ke konotasi negative. Meskipun
negative atau positifnya bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya.
Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu subkultur
yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau orang yang
kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Di
jepang banyak lho otaku dengan konotasi negative seperti ini, hiiiiyyy.. karena
pada dasarnya banyak orang jepang yang tidak pandai bergaul, sehingga mereka
menghabiskan banyak waktunya hanya dengan mengurung diri di kamar dan bermain
di sepan computer.
Sedangkan Otaku secara positif digunakan
untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil,
dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai
tingkat pakar dalam bidang tersebut. Wah.. yang ini sih bagus banget
manfaatnya ^^
Sebelum istilah otaku menjadi populer di
Jepang, sudah ada orang yang disebut “mania” Nah, kalau yang ini sih di Negara
manapun pasti banyak terdapat orang-orang |”mania” karena hanya menekuni
sesuatu dan tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa
dilakukan orang.
Di Jepang, istilah otaku sering digunakan
di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk
menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku,
Gunji-otaku, Pasokon-otaku, Tetsudō-otaku (otaku kereta api alias
Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume aliasMō-ota), dll. Dan
otaku yang termasuk golongan ini biasanya sangat fanatik, saat kita mencoba
melihat kamar seseorang, maka akan langsung ketahuan apakah si pemilik kamar
itu termasuk otaku atau tidak ^^
Secara derogatif, istilah otaku banyak
digunakan orang sebagai sebutan bagi “laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak
dimengerti masyarakat umum,” tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi
atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk
anak laki-laki yang tidak populer atau dengan kata kasarnya otaku dipakai untuk
menyebut cowok yang cupu dan berpenampilan serta kelakuan aneh! tapi sebaliknya
istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku
sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah
otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan
diskriminasi terhadap seseorang. Jadi, cowok jepang pada nggak pengen loh
disebut Otaku, karena biasanya seorang Otaku akan diasingkan dan ditakuti
>,<
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba
Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal
berpakaian. Pokoknya nggak ada keren-kerennya deh.. dan nggak mungkin ada cewek
yang suka gayanya hehehe
Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya
berpakaian cowok yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di
distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren.
Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei,
mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk
orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
Tapi yang lebih bahaya lagi, di Jepang ada
juga beberapa otaku dengan tingkat keparahan yang serius. Seorang otaku
tersebut hanya menghabiskan waktu di kamarnya, mulai bangun tidur sampai buang
air pun juga harus dilakukan di dalam kamar. Biasanya kamar seorang otaku ini
sangat gelap dan tidak ada cahaya matahari sedikitpun. Orang tuanya pun tidak
bisa berbuat apa-apa selain terus merawat anaknya. Seorang otaku biasanya
adalah seorang cowok. Mereka bukannya tidak tertarik dengan cewek, tapi menurut
mereka seorang tokoh anime cewek lebih baik daripada wanita sungguhan! Nggak
heran kalo mereka sering berimajinasi berpacaran sungguhan dengan tokoh anime.
Untuk itulah seorang otaku hanya hidup dalam dunia maya dan menghabiskan
harinya didepan komputer. Mereka sangat sulit untuk bergaul dalam lingkup
sosial yang nyata karena mereka akan dianggap menjijikkan dan diasingkan.
Biasanya seorang yang seperti ini pernah mengalami trauma dalam lingkup sosial.
Masih mau dibilang Otaku??? Tapi tenang
aja, di Indonesia Otaku nggak kayak gitu kok, selama masih bisa memisahkan
antara kesenangan dan tidak mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari, masih
normal aja ^^
Nah, dari ulasan tentang otaku diatas, saya
merekomendasikan sebuah film yang berjudul DENSHA OTOKO. (Train man)
Ceritanya..tentang kisah cinta seorang
otaku dengan perempuan cantik. Wahh.. bisa nggak ya..?? penasaran ceritanya???
Lihat aja sendiri hehehe…
Ja, kore de Owatta…..! semoga bermanfaat ^^